Rabu, 23 Februari 2022

U-Turn

I changed my mind.

I made a U turn. 

I've been trying to avoid whatever God forbids me to do, and trying to obey whatever He is asking me to.

I made a life changing decision so I can get my life back on the right track.

But it seems that life is not like a tv series where you can change yourself in a flip of a hand then everything comes in your favor. A happy ending.

I know it is too soon to conclude and to judge. This is just a beginning. But I feel like, even when I am already in a right direction, everything doesn't so right.

Maybe it is sort of punishment for what I have become in the past.

Maybe being good isn't enough to redeem myself.

I don't know. 

I shouldn't have said like this, right ? He said, "I am what you think of me I am".

I should keep thinking positively. But to be honest, it is not that easy to always be positive.

At the time like this, somehow I miss those friends who were always there for me to talk about my thoughts, for hours.

People never told me that starting your own family will result in losing almost all of your friends.


Selasa, 20 Oktober 2015

Jakarta - Bandung Via Lomba Blog Venus Cimahi

Sebagai perantau yang bekerja di Jakarta, pulang ke Bandung/Cimahi setiap weekend adalah hal yang paling ditunggu. Selain kesempatan untuk berkumpul bersama keluarga, moment ini juga merupakan kesempatan untuk melepaskan rasa rindu terhadap kuliner khas sunda yang tidak pernah gagal memuaskan lidah.

Pada hari Sabtu lalu, 17 Oktober 2015, saya berangkat pagi hari dari Jakarta dan sampai di Cimahi menjelang jam makan siang. Karena terburu-buru ingin pulang, saya sampai melewatkan sarapan sehingga perut sudah sangat kelaparan begitu menginjakan kaki di Cimahi. Saya pun berniat untuk merapel makan pagi dan makan siang sekaligus tetapi tidak ingin pergi terlalu jauh dan berpindah-pindah tempat makan.

Teringat dengan rekomendasi teman saya Anastasia, di Cimahi ternyata ada food center yang menyediakan beragam makanan khas sunda juga makanan lainnya. Saya pun mampir ke Venus Food Center yang berada di jalan Gandawijaya No. 118 Cimahi. Ini kali pertama saya mengunjungi tempat tersebut. Tempatnya sangat mudah ditemukan. Jika dari arah Pasar Antri atau Kodim, kita hanya perlu menyusuri jalan Gandawijaya. Letaknya tidak jauh dari Cimahi Mall dan berada di sebelah kiri jalan.

Venus Fashion & Food Center ini memiliki tempat yang luas sehingga cocok untuk tempat berkumpul dengan teman atau keluarga. Pilihan tenant makanan nya pun cukup beragam seperti Papa Leon Pizza, Baso Tahu Tutu, Gado-gado Uti, Juice Corner dan masih banyak lagi.

Food court utamanya berkonsep seperti hanggar dengan lampion-lampion cantik menggantung di langit - langit. Di bagian tengah juga terdapat lesehan jika kita ingin makan dengan suasana yang lebih santai. Di sana juga ada stage yang biasanya digunakan untuk live music  setiap malam Minggu atau bisa juga digunakan jika kita mau mengadakan acara di Venus Food Center. 

Food court utama Venus Food Center

Karena sudah sangat lapar, saya langsung mencari daftar menu yang ternyata cukup bikin saya kaget. Karena harga - harga makanan nya terbilang murah mulai dari Rp. 5000 - Rp. 35000 dan harga minuman nya juga di kisaran harga yang sama.

Saya memesan nasi liwet ikan asin dari tenant Gado-gado uti. Rasa kangen terhadap kuliner khas sunda pun terobati oleh nasi liwet dengan ikan asin goreng, sambal, dan tumis leunca yang menggugah selera.

Nasi Liwet Ikan Asin (Gado-gado Uti) - Rp. 17.000


Sebagai pengganti sarapan yang terlewat tadi, saya pun memesan makanan tambahan yaitu baso tahu dari Baso Tahu Tutu. Rasa ikan dari siomay nya sangat berasa, yummmy. Ini beneran enak.

Baso Tahu Tutu - Rp. 13.000

Untuk makanan tambahan (masih belum kenyang juga), saya memesan pizza mini sosis ayam dari Papa Leon Pizza. Walaupun sudah makan dua porsi makanan tetapi karena pizza nya enak dan harum rasa kenyang saya pun terkalahkan oleh godaan untuk melahap habis setiap potongannya.

Pizza Mini Sosis Ayam (Papa Leon Pizza) - Rp. 17.500


Sedangkan minuman yang saya pesan adalah juice strawberry dari Juice Corner yang sangat menyegarkan. Rasa buah strawberry nya masih asli (potongan buah nya masih berasa) dan rasa manisnya tidak berlebihan juga teksturnya tidak terlalu encer. 

Strawberry Juice (Juice Corner) - Rp. 13.000

Dengan memesan 3 jenis makanan plus satu minuman saya hanya perlu membayar Rp. 60.500 saja. Lumayan murah kan. Walaupun makanan dipesan dari tenant yang berbeda, saya hanya perlu membayarnya di kasir sekaligus.

Selain food center, Venus juga memiliki waterpark untuk bermain anak dengan harga tiket masuk sekitar Rp. 35.000 - an. Ada juga fashion center di bagian depan gedung yang membuat Venus Fashion & Food Center menjadi tempat rekreasi yang lengkap untuk keluarga.


Selasa, 28 April 2015

Desperation Pragmatism

As people with overthinking behavior, naturally, letting go and moving on are difficult things to do. But I am surprised by myself that lately, it seems easy for me.

I found a theory when someone has reached the very bottom of desperation, then they will become pragmatist. Pragmatism makes letting go and moving on easier.

I can be melancholy, but the life itself is already full of drama. If it doesn't benefit me any solutions, I don't think that I should create more drama.

Minggu, 08 Maret 2015

Selamt Jalan

Jum'at, 6 Maret 2015.

Hari paling panjang sekaligus paling cepat yang saya alami selama hidup.
Terbangun sekitar jam tujuh pagi oleh telepon dari kakak di Bandung mengabarkan kalau bapak pingsan dan belum bangun-bangun. Segera saya bersiap menuju ke Bandung saat itu juga. Di perjalanan menuju ke travel agent terdekat, saya mendapatkan konfirmasi kalau bapak sudah pergi meninggalkan kami.

Itulah perjalanan Jakarta-Bandung terlama walaupun waktu yang dihabiskan hanya dua jam saja. Sesampainya di rumah, bapak sudah terbungkus kain kafan. Bahkan saya tidak berkesempatan untuk melakukan pengabdian terakhir seorang anak terhadap orang tua, memandikan jenazahnya. Setidaknya saya masih sempat menyolatkan dan mengantar jenazah ke makam, yang ironisnya berada di dekat rest area KM125 Cimahi tempat di mana bapak selalu mengantar saya ketika akan pergi ke Jakarta. Kali ini giliran saya yang mengantar bapak, ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Sekitar jam 2.30 siang, pemakaman selesai. Saya tidak akan bisa bertemu bapak lagi.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa ini adalah siklus hidup, bahwa setiap yang hidup pasti akan mati.
Tapi reaksi emosional yang terus membludak juga sangat tidak mudah untuk diabaikan.

Terlebih karena saya belum berbicara dengan bapak. Karena saya tidak berada di samping nya di saat-saat terakhir.

Terakhir kali pulang ke Bandung, akhir minggu lalu. Bapak begitu bersemangat memasak nasi goreng buat saya dan memaksa ibu agar bapak saja yang melanjutkan memasak.

"Keasinan ya ?" , katanya sambil tersenyum.
'Iya', Memang asin sih nasi goreng nya, tapi enak karena pedas nya pas.

Setelah itu kami tidak banyak mengobrol karena saya lebih banyak keluar rumah. Saat itu saya sengaja pulang karena harus menghadiri akad kredit KPR untuk rumah yang saya cicil buat bapak dan ibu. Sayangnya beliau tidak sempat merasakan.

Saat saya berpamitan kembali ke Jakarta, bapak sedang mengaji, saya pun hanya bersalaman mencium tangan lalu pergi.

Dan itu lah terakhir kali saya bertemu bapak.

They say you don't know what you've got till it's gone.

Semoga bapak beristirahat dengan tenang,
Amal ibadahnya diterima oleh Allah,
Dosa-dosanya diampuni,
dan kami diberikan ketabahan untuk mengikhlaskannya.

Aamiin.

Foto terakhir yang bapak kirim saat menunjukkan rumah yang sedang dibangun.
 

Senin, 02 Maret 2015

The 20th day

Enam bulan lalu ketika memutuskan untuk kembali ke kantor pertama tempat saya bekerja ini, saya berjanji untuk tidak mengeluh tentang pekerjaan atau tempat kerja. Semua itu berjalan dengan baik selama enam bulan terakhir walaupun project yang lalu jauh dari sempurna, tapi tetap dijalani dengan semangat dan tenang.

Tetapi dua minggu terakhir ini terasa begitu berat dan melelahkan. Sangat sangat tidak ingin mengeluh tetapi seperti nya pikiran negatif ini perlu dimuntahkan juga. Memang sangat penting untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang sudah kita perbuat, tetapi bekerja selama dua puluh hari non-stop tanpa libur juga agak mengganggu produktivitas. Perlu dicatat bahwa jam kerja sehari pun lebih dari 10 jam. Sehingga memang waktu di luar kerja yang kita punya hanya sedikit sekali. Niat untuk memperbaiki kesalahan pun kemudian luntur dengan fisik yang sudah sangat lelah dan jenuh. Mungkin, pelajaran lain selain membuat perencanaan yang lebih matang dan realistis di awal project, tetapi mitigasi resiko juga perlu dilakukan secara bijak. Tidak membabi buta mengikuti guilty feeling  dan branding di mata client.

Anyway, weekend ini akhirnya saya memutuskan untuk escape ke Bandung untuk refreshing. Sejak sabtu sore sampai di Bandung, sampai menjelang berangkat kembali ke Jakarta sangat sedikit sekali waktu yang digunakan di dalam rumah. Saya selalu keluar rumah in the name of refreshment. Mulai dari jalan-jalan keliling Bandung, karaoke, wisata kuliner, mengejar sunrise di bukit Moko, nonton, makan lagi. Semuanya hanya menghasilkan kelelahan fisik. Acara eat,pray,sleep di Bandung pun gagal.

Lucunya, solitary moment yang dicari dari weekend escape ini justru didapat ketika saya naik bus Primajasa jurusan Tasik-Jakarta dari KM125 di belakang rumah. Cuaca sehabis hujan yang meninggalkan titik-titik air hujan di kaca mobil, bus yang sangat kosong sehingga sangat tenang, AC yang terasa dingin ditambah ambience dari lampu dekorasi bus yang berwarna biru. As simple as that.  Untuk kali ini aja saya percaya dengan yang orang bilang, something can happen when you least expect it.


the 14th days, midnite

Selasa, 30 Desember 2014

City View from 23rd Floor


The perk of working at 23rd floor is you can see the sky and skyscrapers. I always fancy the sky view. Especially when it's going rain. The clouds are usually dramatic, city is foggy so that we can only see the building next to our office. But today the sky is so bright and clear. Apparently the city sometimes looks good.


Selasa, 23 Desember 2014

Introvert has limit

Many articles out there elaborating introvert's characteristics. The basic trait is significant need of solitude time. Surprisingly, more people declare themselves as introvert. My ex-office mates who can't stop talking at the office proudly state their declaration as introverts. Those articles also say that a single individual carries a mix of introversion and extraversion. No one is totally introvert or extrovert.

But I rarely find an article that highlights the limitation of introvert. That, by having a mixed personality trait, one of the characteristic might be drained which trigger the other trait to come out. Some may forget that despite of their crave of solitude, an introvert might get bored with excessive me-time. That despite of their strong passion for piece, they are longing for a little chaos.

In my case, as I'm growing adult, my reluctance of small talks is getting higher. The ignorance level is no longer tolerable. I hate to get stuck in a lift with my colleague or randomly meet them at the rest room and no acceptable cause not to say "what's up". Small talks can be so aggravating and awkward, but on the other hand I'm craving for deep conversation.

Small talks may waste my time and energy, but deep conversation can enrich my mind. The thing is it's getting harder to find a conversation partner that doesn't cost your comfort to develop a conversation. You can't pick random friends and ask them to share conversations over a cup of coffee.

Sometimes, only listening to them is relieving. One day I asked one of my girls out for dinner and talk. It was her who talked all the time telling about her problem. I was satisfied already without spilling any single fact about me. Reminds me that I miss other things like discussion and arguments.