Minggu, 08 Maret 2015

Selamt Jalan

Jum'at, 6 Maret 2015.

Hari paling panjang sekaligus paling cepat yang saya alami selama hidup.
Terbangun sekitar jam tujuh pagi oleh telepon dari kakak di Bandung mengabarkan kalau bapak pingsan dan belum bangun-bangun. Segera saya bersiap menuju ke Bandung saat itu juga. Di perjalanan menuju ke travel agent terdekat, saya mendapatkan konfirmasi kalau bapak sudah pergi meninggalkan kami.

Itulah perjalanan Jakarta-Bandung terlama walaupun waktu yang dihabiskan hanya dua jam saja. Sesampainya di rumah, bapak sudah terbungkus kain kafan. Bahkan saya tidak berkesempatan untuk melakukan pengabdian terakhir seorang anak terhadap orang tua, memandikan jenazahnya. Setidaknya saya masih sempat menyolatkan dan mengantar jenazah ke makam, yang ironisnya berada di dekat rest area KM125 Cimahi tempat di mana bapak selalu mengantar saya ketika akan pergi ke Jakarta. Kali ini giliran saya yang mengantar bapak, ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Sekitar jam 2.30 siang, pemakaman selesai. Saya tidak akan bisa bertemu bapak lagi.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa ini adalah siklus hidup, bahwa setiap yang hidup pasti akan mati.
Tapi reaksi emosional yang terus membludak juga sangat tidak mudah untuk diabaikan.

Terlebih karena saya belum berbicara dengan bapak. Karena saya tidak berada di samping nya di saat-saat terakhir.

Terakhir kali pulang ke Bandung, akhir minggu lalu. Bapak begitu bersemangat memasak nasi goreng buat saya dan memaksa ibu agar bapak saja yang melanjutkan memasak.

"Keasinan ya ?" , katanya sambil tersenyum.
'Iya', Memang asin sih nasi goreng nya, tapi enak karena pedas nya pas.

Setelah itu kami tidak banyak mengobrol karena saya lebih banyak keluar rumah. Saat itu saya sengaja pulang karena harus menghadiri akad kredit KPR untuk rumah yang saya cicil buat bapak dan ibu. Sayangnya beliau tidak sempat merasakan.

Saat saya berpamitan kembali ke Jakarta, bapak sedang mengaji, saya pun hanya bersalaman mencium tangan lalu pergi.

Dan itu lah terakhir kali saya bertemu bapak.

They say you don't know what you've got till it's gone.

Semoga bapak beristirahat dengan tenang,
Amal ibadahnya diterima oleh Allah,
Dosa-dosanya diampuni,
dan kami diberikan ketabahan untuk mengikhlaskannya.

Aamiin.

Foto terakhir yang bapak kirim saat menunjukkan rumah yang sedang dibangun.
 

Senin, 02 Maret 2015

The 20th day

Enam bulan lalu ketika memutuskan untuk kembali ke kantor pertama tempat saya bekerja ini, saya berjanji untuk tidak mengeluh tentang pekerjaan atau tempat kerja. Semua itu berjalan dengan baik selama enam bulan terakhir walaupun project yang lalu jauh dari sempurna, tapi tetap dijalani dengan semangat dan tenang.

Tetapi dua minggu terakhir ini terasa begitu berat dan melelahkan. Sangat sangat tidak ingin mengeluh tetapi seperti nya pikiran negatif ini perlu dimuntahkan juga. Memang sangat penting untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang sudah kita perbuat, tetapi bekerja selama dua puluh hari non-stop tanpa libur juga agak mengganggu produktivitas. Perlu dicatat bahwa jam kerja sehari pun lebih dari 10 jam. Sehingga memang waktu di luar kerja yang kita punya hanya sedikit sekali. Niat untuk memperbaiki kesalahan pun kemudian luntur dengan fisik yang sudah sangat lelah dan jenuh. Mungkin, pelajaran lain selain membuat perencanaan yang lebih matang dan realistis di awal project, tetapi mitigasi resiko juga perlu dilakukan secara bijak. Tidak membabi buta mengikuti guilty feeling  dan branding di mata client.

Anyway, weekend ini akhirnya saya memutuskan untuk escape ke Bandung untuk refreshing. Sejak sabtu sore sampai di Bandung, sampai menjelang berangkat kembali ke Jakarta sangat sedikit sekali waktu yang digunakan di dalam rumah. Saya selalu keluar rumah in the name of refreshment. Mulai dari jalan-jalan keliling Bandung, karaoke, wisata kuliner, mengejar sunrise di bukit Moko, nonton, makan lagi. Semuanya hanya menghasilkan kelelahan fisik. Acara eat,pray,sleep di Bandung pun gagal.

Lucunya, solitary moment yang dicari dari weekend escape ini justru didapat ketika saya naik bus Primajasa jurusan Tasik-Jakarta dari KM125 di belakang rumah. Cuaca sehabis hujan yang meninggalkan titik-titik air hujan di kaca mobil, bus yang sangat kosong sehingga sangat tenang, AC yang terasa dingin ditambah ambience dari lampu dekorasi bus yang berwarna biru. As simple as that.  Untuk kali ini aja saya percaya dengan yang orang bilang, something can happen when you least expect it.


the 14th days, midnite